TUGAS PERTEMUAN 3 - MARSELLA (11180187) RANGKUMAN MENYONGSONG ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (TRANSFORMASI DIGITAL)
MENYONGSONG ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (TRANSFORMASI DIGITAL)
Revolusi Industri terjadi pada periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi ini menyebabkan terjadinya perkembangan besar-besaran yang terjadi pada semua aspek kehidupan manusia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya".
Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri. Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain: (1) Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia, (2) tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia, (3) aturan hukum (menghormati kesucian kontrak), (4) sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan (korporasi), dan (5) adanya pasar bebas (kapitalisme).
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, di mana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris.
Awal mula Revolusi Industri masih diperdebatkan. T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830.Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin pembakaran dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke-16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, René Descartes, Galileo Galilei. Disamping itu, disertai adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.
Istilah "Revolusi Industri" sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti John Clapham dan Nicholas Crafts berpendapat bahwa proses perubahan ekonomi dan sosial yang terjadi secara bertahap dan revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi.Produk domestik bruto (PDB) per kapita negara-negara di dunia meningkat setelah Revolusi Industri dan memunculkan sistem ekonomi kapitalis modern.Revolusi Industri menandai dimulainya era pertumbuhan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi kapitalis.Revolusi Industri dianggap sebagai peristiwa paling penting yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan sejak domestikasi hewan dan tumbuhan pada masa Neolitikum.
Revolusi Industri untuk kali pertamanya muncul di Inggris. Adapun faktor-faktor yang menyebabkannya adalah sebagai berikut:
·
Situasi politik yang stabil. Adanya Revolusi
Agung tahun 1688 yang mengharuskan raja bersumpah setia kepada Bill of Right
sehingga raja tunduk kepada undang-undang dan hanya menarik pajak berdasarkan
atas persetujuan parlemen.
·
Inggris kaya bahan tambang, seperti batu bara,
biji besi, timah, dan kaolin. Di samping itu, wol juga sangat menunjang
industri tekstil.
·
Adanya penemuan baru di bidang teknologi yang
dapat mempermudah cara kerja dan meningkatkan hasil produksi, misalnya
alat-alat pemintal, mesin tenun, mesin uap, dan sebagainya.
·
Kemakmuran Inggris akibat majunya pelayaran dan
perdagangan sehingga dapat menyediakan modal yang besar untuk bidang usaha. Di
samping itu, di Inggris juga tersedia bahan mentah yang cukup karena Inggris
mempunyai banyak daerah jajahan yang menghasilkan bahan mentah tersebut.
·
Pemerintah memberikan perlindungan hukum
terhadap hasil-hasil penemuan baru (hak paten) sehingga mendorong kegiatan
penelitian ilmiah. Lebih-lebih setelah dibentuknya lembaga ilmiah Royal Society
for Improving Natural Knowledge maka perkembangan teknologi dan industri
bertambah maju.
·
Arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi
Agraria di pedesaan mendorong pemerintah Inggris untuk membuka industri yang
lebih banyak agar dapat menampung mereka.
REVOLUSI INDUSTRI
1.0
Revolusi industri 1.0 merupakan fenomena yang terjadi antara 1750 – 1850. Saat itu, terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Perubahan tersebut ikut berdampak pada kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.
Revolusi Industri yang pertama terjadi pada abad ke-18 ditandai dengan penemuan mesin uap yang digunakan untuk proses produksi barang. Saat itu, di Inggris, mesin uap digunakan sebagai alat tenun mekanis pertama yang dapat meningkatkan produktivitas industri tekstil. Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga manusia dan hewan akhirnya digantikan dengan mesin tersebut.
Selain itu, mesin uap digunakan pada bidang transportasi. Transportasi internasional pada masa itu adalah transportasi laut yang masih menggunakan tenaga angin. Namun, angin tidak dapat sepenuhnya diandalkan karena bisa jadi angin bertiup dari arah yang berlawanan atau bahkan tidak ada angin sama sekali.
Penggunaan tenaga angin pada alat transportasi pun mulai berkurang semenjak James Watt menemukan mesin uap yang jauh lebih efisien dan murah dibandingkan mesin uap sebelumnya pada 1776. Dengan mesin uap tersebut, kapal dapat berlayar selama 24 jam penuh jika mesin uap tetap didukung dengan kayu dan batu bara yang cukup.
Revolusi industri ini memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal perang ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang jauh lebih singkat. Negara-negara imperialis di Eropa mulai menjajah kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia. Selain penjajahan, terdapat dampak lain dari revolusi industri, yaitu pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya.
Sektor industrialisasi berkembang dengan cepat,
produksi barang kebutuhan masyarakat bisa diproduksi dengan lebih mudah dan
secara massal. Pada era tersebut terjadi perubahan masif di bidang pertanian,
manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Revolusi ini dicatat
oleh sejarah berhasil mendongkrak perekonomian, dimana selama dua abad setelah
Revolusi Industri 1.0 terjadi peningkatan rata-rata pendapatan perkapita
negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat. Revolusi Industri 1.0 berakhir
pertengahan tahun 1800-an, diselingi oleh perlambatan dalam penemuan makro
sebelum Revolusi Industri 2.0.
REVOLUSI INDUSTRI
2.0
Revolusi Industri Kedua (2.0) dikenal juga sebagai Revolusi Teknologi. Revolusi yang dimulai pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 ini ditandai dengan hadirnya tenaga listrik.
Jika kita kembali ke Revolusi Industri Pertama, saat itu sebenarnya proses produksi sudah cukup berkembang, namun ada kendala dalam hal produksi. Dalam hal ini terkait alat transportasi, yang dipercaya akan dapat memudahkan proses produksi di dalam pabrik yang umumnya cukup luas. Untuk diketahui, sebelum Revolusi 2.0, proses perakitan mobil harus dilakukan disatu tempat yang sama demi menghindari proses transportasi dari tempat spare part satu ke tempat spare part lainnya.
Revolusi lalu terjadi dengan terciptanya “lini produksi” atau assembly line yang menggunakan “ban berjalan” atau conveyor belt pada 1913. Hal ini berakibat pada perubahan proses produksi, karena untuk menyelesaikan satu mobil kini tidak lagi diperlukan satu orang untuk merakit dari awal hingga akhir. Para perakit mobil dilatih untuk menjadi spesialis yang mengurus satu bagian saja.
Revolusi
industri kedua tidak hanya berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial, tetapi
juga kondisi militer. Pada perang dunia II, ribuan tank, pesawat, dan senjata
diciptakan dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dan ban berjalan.
REVOLUSI INDUSTRI
3.0
Jika mesin uap
menjadi pemicu bergulirnya revolusi industri jilid satu, dan tenaga listrik
menandai kedatangan revolusi industri kedua, ada apa dibalik revolusi industri
3.0? Tidak lain dan tidak bukan perkembangan semikonduktor dan proses
otomatisasi industri. Di tahap ini, komputer dan robot menjadi aktor utama,
menandai mulai masuknya manusia ke era digitalisasi.
Di satu sisi,
apa yang terjadi di akhir abad ke-20 ini adalah hal yang baik. Otomatisasi dan
digitalisasi yang terjadi di tahap ini memudahkan pekerjaan manusia, sehingga
tidak lagi membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dan
menghasilkan sebuah produk. Namun di sisi lain, hal ini juga berdampak buruk,
karena berpotensi menggantikan peran manusia, dan memang itulah yang terjadi
kemudian.
Pada revolusi
industri ketiga, manusia tidak lagi memegang peranan penting. Abad industri pun
pelan-pelan berakhir, sebagai gantinya dimulailah abad informasi. Perkembangan
teknologi telekomunikasi selular yang begitu pesat mempercepat proses
transformasi menuju Revolusi Industri Keempat.
REVOLUSI INDUSTRI
4.0
Penemuan internet pada akhir-akhir revolusi industri ketiga menjadi dasar dari terbukanya gerbang menuju Revolusi Industri 4.0. Pada tahap ini, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal ini mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan cognitive computing. Singkatnya, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.
Pada tahap ini, manusia telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptivetechnology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan yang telah berjaya bertahun-tahun. Sejarah mencatat, revolusi industri ini telah menelan banyak korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Ukuran perusahaan bukan lagi jaminan disni, melainkan kreativitas dan inovasi.
Sebagian dari
kita mungkin tidak pernah berpikir bahwa bisnis angkutan umum, khususnya ojek,
bisa jadi sedemikian besar bukan? Hadirnya transportasi dengan sistem
ride-sharing seperti Go-Jek dan Grab adalah buktinya. Revolusi industri 4.0 bukan saja usaha baru,
ini juga menciptakan lapangan kerja baru, dan profesi baru yang tak terpikirkan
sebelumnya.
0 komentar: