Sabtu, 19 Desember 2020

0

TUGAS 14 - TECHNOPRENEUR PADA SAAT PANDEMI COVID-19 (MARSELLA - 11180187)

Model Technopreneur IT Mahasiswa Pada Masa Pandemic Covid 19 dengan Metode Business Model Canvas

 PENDAHULUAN

Pada masa penyebaran Corona yang sangat meluas mulai banyak cara dilakukan oleh pemerintah untuk menekan penyebaran mulai dari menerapkan Physical Distancing dan kini telah ditingkatkan menjadi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Menurut Pemenkes Nomor 9 Tahun 2020, PSBB Merupakan Pembatasan Kegiatan Tertentu Penduduk Suatu Wilayah yang diduga Terinfeksi Covid-19 Tujuannya yaitu Mencegah Penyebaran Covid-19 Disuatu Wilayah dan kini sudah secara resmi telah diterapkan oleh pemerintah. Kebijakan tersebut meningkatkan resiko sektor industri menghadapi gangguan signifikan dari sisi rantai pasok, tenaga kerja, kesinambungan bisnis hingga arus kas usaha mereka. Menurut penelitian Driven Innovation Lab Singapore University Of Technology And Design prediksi usainya pandemi covid-19 di Indonesia akan usai dalam 3 waktu. Yakni 97% di 7 Juni 2020, 99% di 29 Juni 2020, dan 100% di 7 September 2020. Sedangkan untuk seluruh dunia, penelitian ini memperkirakan Covid-19 akan selesai pada Desember 2020. Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, mengatakan kunci untuk bertahan adalah tetap optimistis dan selalu beradaptasi dengan keadaan. Pengusaha yang dapat menyusun rencana terstruktur baik di masa pandemi ini maupun setelah krisis mereda akan mampu bergerak lebih cepat kembali pada trajektori pertumbuhan seperti semula. Pandemi Virus Corona ini mengakibatkan terganggunya hampir semua industri bisnis dari berbagi sektor, kecuali bidang kesehatan, dan merubah perilaku masyarakat dunia di semua kalangan. Ini menjadi tantangan yang sangat berat untuk ke depan, dimana selain menghadapi pandemi Virus Corona, bisnis ini dihadapkan pula dengan saatnya masuk puasa dan Lebaran, serta adanya tahun ajaran baru sekolah. Karena kita harus menciptkan model untuk mahasiswa yang baru memulai usaha dan memiliki kemampuan untuk berinovasi dengan menciptakan ide bisnis yang sesuai dengan kondisi saat ini. Bahkan setiap negara harus merespon perubahan alam dan persaingan teknologi secara terintegrasi dan komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global, mulai dari sektor publik, swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan pandemic Covid-19 di era revolusi industri 4.0 saat ini dapat dikelola menjadi peluang. Saat ini, Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang tinggi dalam mengembangkan wirausaha mandiri di kalangan mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi. Oleh karena itu setiap universitas di Indonesia didorong untuk mengajarkan kepada mahasiswa untuk memiliki dasar pengetahuan awal dengan mewajibkan setiap mahasiswa mengikuti mata kuliah kewirausahan dan praktikum langsung yang dapat memberikan kegiatan kreatif kewirausahaan dan memfasilitasi pengembangan serta inovasi. antara mahasiswa yang berpotensi untuk menjadi wirausaha muda, untuk membuka peluang usaha bersama dimasa Pandemik yang membuat perekonomian dan usaha kecil merosot perkembangan, dengan mencoba metode model technopreneur IT bussines canvas, ini akan muncul mahasiswa dengan ide serta kreativitas yang dapat memulai usaha. Dengan pola perkuliahan Daring di Universitas IGM, Mahasiswa program Studi Sistem Informasi dengan mata kuliah Praktikum Kewirausahan dan berkolaborasi dengan Mata kuliah Technopreurship dengan metode bisnis dapat membuat beberapa ide yang bisa menjadi alternatif usaha di masa Pandemi Covid 19 ini. penjualaan online menjadi solusi bagi mahasiswa untuk melakukan usaha untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19. Masyarakat banyak berbelanja secara daring karena penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).


PEMBAHASAN

A. Kajian Literasi 

1. Technology Based Firm 

TE secara langsung terkait dengan perusahaan yang berbasis teknologi baru. Menurut, Hamilton dan Kern (2001), untuk menjalankan bisnis ICT, mereka menyarankan beberapa dimensi berikut untuk pengusaha untuk struktur organisasi mereka: 

a. Orang setiap individu dalam organisasi memili ki kemampuan tertentu, dan keterampilan ini b iasanya diukur terhadap matrik kinerjaformal maupun informal yang mengarah ke imbalan (kompensasi) sebagai insentif untuk kinerja m asa depan; 

b. Proses-proses dan metodologi yang digunakan oleh orang-orang dalam organisasi dan 

c. Teknologi - keterampilan khusus dan alat yang digunakan orang dalam organisasi untuk melaksanakan fungsi-fungsi bisnis organisasi. Hamilton dan Kern juga menambahkan bahwa konsep-konsep ini berlaku bagi setiap organisasi TE, dan secara khusus berlaku bagi organisasi pengembangan perangkat lunak, terlepas dari ukuran. 

2. Model Bisnis 

Model bisnis adalah alat yang dipakai untuk mengubah ide bisnis menjadi bisnis. Dengan model bisnis ini, realitas bisnis yang kompleks disederhanakan menjadi elemen- elemen pokok yang mudah dipahami. Istilah model bisnis pertama kali diperkenalkan dalam literatur jurnal sejak tahun 1957, namun mulai populer didiskusikan sejak tahun 1990 ke atas. Beberapa penelitian telah mengembangkan definisi dari model bisnis (Afuah dan Tucci, 2000; Afuah, 2003; Zott dan Amit, 2003; Osterwalder, 2004 dalam Hermawan, 2017). Definisi ini mengacu pada bagaimana sebuah bisnis merancang dan menjalankan usaha pembuatan nilai dan penciptaan pendapatannya (Timmers, 1998; Hamel, 2000; Afuah, 2004; Teece, 2010; dan Casadesus Masanell dan Ricart, 2010; dalam Gabriel, 2016). Pengertian model bisnis dapat dibagi menjadi 3 unsur, yaitu: 

a. Model bisnis sebagai metode atau cara 

b. Model bisnis dilihat dari komponen- komponen (elemen).

c. Model bisnis sebagai strategi bisnis. 

Pengertian model bisnis sebagai metode adalah bagaimana model bisnis dapat membantu pelaku bisnis untuk menciptakan nilai dari bisnisnya yang menghasilkan keuntungan dalam sebuah rantai nilai. Model bisnis dilihat dari komponennya adalah model bisnis terdiri dari komponen produk, manfaat, pendapatan, aset, pelanggan, pengetahuan, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian model bisnis sebagai strategi adalah model bisnis digunakan sebagai alat untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan usaha, sehingga bisa memanfaatkan peluang untuk menutupi resiko yang ada.(PPM Manajemen, 2012).

3. Business Model Canvas 

Business Model Canvas (BMC) disebut-sebut sebagai alat pembuat model bisnis yang kini sangat popular dalam dunia kewirausahaan karena kemampuannya dalam menggambarkan elemen inti dalam sebuah bisnis yang dituangkan dalam satu lembar kanvas. Selain itu keunggulan BMC adalah kemudahannya untuk diubah-ubah model bisnis dengan cepat dan melihat implikasi perubahan suatu elemen pada elemen bisnis yang lain. BMC juga menyajikan model bisnis yang mengakomodasi ide-ide kreatif dan inovatif yang berasal dari banyak individu (bekerja sama) dan kemudahan untuk memadupadankannya. Prof. Hong Y Ching, Fauvel (2013), menyoroti pentingnya penggunaan BMC dan merekomendasikannya untuk pengusaha dan dunia akademis. BMC membantu mengembangkan rencana bisnis pada pengusaha pemula dan memiliki pemahaman yang lebih holistik pada bisnis mereka. Osterwarlder, Pigneur dan Clark (2010), memperkenalkan konsep model bisnis yang bisa dimengerti semua orang, dimulai dari titik yang sama dan berbicara hal yang sama, dengan konsep yang sederhana, relevan, dan intuitif dimengerti, sementara tidak terlalu menyederhanakan kompleksitas bagaimana perusahaan berfungsi.

BMC merupakan sebuah bentuk penyederhanaan proposal bisnis yang ditujukan untuk enterpreneur pemula dan mahasiswa yang baru memulai usaha. Untuk memudahkan membuat perencanaan bisnis dengan tujuan dari pembuatan BMC sendiri : 

a. Memudahkan mahasiswa yang baru memulai usaha untuk menentukan alur bisnis yang ditekuni mulai dari segmen paling dasar. 

b. Meringkas perencanaan bisnis dalam bentuk yang lebih padat.

c. Sebuah proposal model baru untuk mendapatkan investasi bisnis. 

d. Sebagai media justifikasi atas potensi bisnis yang hendak ditekuni.


B. Metodologi 

Menurut Yin (1994) strategi penelitian harus dipilih sebagai fungsi dari melihat kondisi penelitian. Yin menunjukkan bahwa setiap strategi memiliki pendekatan sendiri yang spesifik untuk mengumpulkan dan menganalisis data empiris. Oleh karena itu strategi masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan.Untuk penelitian ini, studi ini digunakan pendekatan kualitatif metode penelitian.

Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa peluang usaha di bidang IT sangat menjanjikan tetapi perlu kreativitas dan ide serta di dukung dengan kemampuan melakukan pembuatan aplikasi serta di dukung metode yang tepat dalam menjalankan usaha di bidang online. 

1. Usulan BMC

 Elemen-Elemen Business Model Canvas Terdapat sembilan pilar utama dalam business model canvas di mana merangkum secara lengkap tentang bidang bisnis terkait: 

a. Costumer Segment / Segmentasi Konsumen Di pilar pertama dari BMC, hal yang dibahas adalah tentang segmentasi konsumen atau pasar yang dituju. Dalam elemen ini, perlu dijelaskan secara mendetail siapa saja yang potensial untuk menjadi konsumen dari bisnis tersebut. Dapat pula disertakan alasan mengapa target merupakan konsumen potensial. 

b. Value Propositions / Proposisi Nilai Pilar kedua berisi tentang nilai atau tepatnya keunggulan dari bisnis terkait. Apa yangmembuatnya berbeda dan lebih menarik dibandingkan bidang bisnis lain. Dalam penyusulan value propositions, penting untuk mengutamakan pembahasan inovasi yang ditawarkan dalam bisnis tersebut. 

c. Channel / Jalur Jalur dalam pilar ketiga lebih mengacu pada media promosi yang hendak digunakan untuk memasarkan bisnis itu. Tentu saja, taktik promosi menjadi faktor penting dalam kesuksesan usaha. Jadi, dalam elemen bisnis model canvas kali ini akan dijelaskan rinci metode pemasaran yang efektif

d. Costumer Relationships / Hubungan dengan Pelanggan bagaimana cara menjaga hubungan baik sekaligus mempertahankan loyalitas konsumen merupakan elemen selanjutnya dalam business model canvas. Di pilar ini, perlu diuraikan secara terperinci perihal strategi jitu agar konsumen tidak berpindah kepada kompetitor. 

e. Revenue Stream / Aliran Pendapatan Elemen kelima berkaitan dengan pendapatan bisnis. Revenue stream terbagi menjadi cost atau pendanaan dan revenue atau pendapatan. Dengan kata lain, di sini dijelaskan mengenai sumber asal modal dan objek yang berpotensi menghasilkan keuntungan. 

f. Key Activities / Kegiatan Kunci Pilar ini berhubungan dengan pilar kedua, yakni value propositions. Aktivitas apa yang dapat menciptakan nilai unggul terhadap perusahaan? Dalam pilar key activities, perlu dijabarkan perihal kegiatan yang efektif dalam meningkatkan nilai bisnis. 

g. Key Resources / Sumber Daya Utama Catatan aset perusahaan secara lengkap perlu dijelaskan dalam elemen ini. 

h. Key Partnership / Mitra Kunci Salah satu kunci kesuksesan bisnis adalah menjalin kemitraan atau kerja sama. Pada elemen bisnis model canvas key partnership, dijabarkan tentang siapa saja yang potensial untuk menjalin kemitraan atau telah sukses mencapai kesepakatan kerja sama. 

i. Cost Structure / Struktur Pembiayaan Pilar terakhir cukup menjebak di mana berisi tentang keterangan detail kebutuhan pendanaan untuk seluruh aktivitas bisnis. 

Sembilan pilar utama MBC ini membantu mahasiswa dalam memulai usaha, tahapan- tahapan yang di buat sangat sederhana dalam memuala usaha. Hasil dari pembelajaran dengan mahasiswa dan sumber dari usahawan pemerintah maupun industri maka ada beberapa usaha yang bias di kembangkan selama masa SFH dan perkuliahan secara daring, Project usaha IT ini bisa menjadi salah satu acuan untuk menciptakan kreativitas, selain kemampuan dalam bidang IT dalam membuat aplikasi Web penjualan yang menarik dan bisa di informasikan kepada user dari web maupun media sosial yang untuk pemasaran produk. 

Model Techopreneur IT BMC bertujuan untuk : meningkatkan kemampuana mahasiswa dalam berkreativitas, motivasi dan di dukung oleh kemampuan coding, promosi, dan keuangan sedangkan kampus menyiapkan semua sarana yang mendukung untuk kegiatan mahasiswa dan kerjasama antara lembaga dan pihak terkait menciptakan peluang usaha dan dimana para mahasiswa yang didalam perkuliahahan ini mereka di ajarkan bagaimana langsung aktif dalam usaha yang mereka tawarkan dari awal perkuliahan bersama kelompok akan menciptakan usaha online yang akan di linkkan dengan media sosial sebagai ujung tombak marketing baru. Dan munculah mahasiswa muda yang berwirausaha dan menguasai teknologi dan Aplikasi web dalam menjalankan usaha baru.menurut,Scherer, R.F.,J.D. Brodzinsky, F.A. Wiebe, 1991; 

a. Entrepreneurs / People / Student / peserta program seperti yang digambarkan dalam Sahadah, 2010; Timmons dan Spinelli, 2007; Wickham, 2004, Hisrich, Peters, dan Gembala, 2005; Bhide, 2000; Baum dan Locke, 2004, Samuelsson, 2001 dan Robert, 1991; 

b. Development proses seperti yang dibahas oleh Sahadah, 2010; Bruyat dan Julien, 2001; Timmons dan Spinelli, 2007; Gartner, 1985; 

c. Elemen Internal seperti lembaga pelatihan lingkungan dan faktor-faktor lingkungan seperti yang dijelaskan oleh Sahadah, 2010; Barat dan Bamford, 2005; Cruz et al, 2002;. Antonic dan Hisrich, 2003; Hynes, 1996; dan Sulaiman, 2007; 

d. Elemen eksternal yaitu lingkungan universitas dan industri terkait dan faktor-faktor dukungan dari pemerintah seperti yang dibahas oleh Sahadah, 2010; Gnyawali dan Fogel 1994; Barat dan Bamford, 2005. 

Tujuan dari Penerapan Techopreneur IT di perkuliahan pada masa SFH adalah: 

a. Membantu mahasiswa, untuk membangun usaha mandiri dengan start-up yang di dalamnya banyak bidang usaha. 

b. Menerapkan teori dalam pembelajaran TE ke dalam penjualan online. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi dan softskill dalam wirausaha dan mencoba menciptakan usaha secara online dan menciptkaan peluang kerja dan industi baru di kampus.


0 komentar: